Hutan Pinus




Hutan pinus dibangun untuk merehabilitasi hutan-hutan yang gundul, hutan lindung dan hutan produksi. Pengaruh hutan tanaman pinus secara umum dapat dibagi berdasarkan parameter hidrologi, antara lain :
1.       Penyerapan oleh tajuk pohon, air ditembus dari tajuk dan aliran air lewat batang tanaman.
2.       Perubahan lengas tanah dan penambahan air tanah.
3.       Perubahan sifat fisik tanah
4.       Perubahan watak aliran sungai
5.       Serasah pada hutan pinus dapat menambah bahan organic tanah sehingga menurunkan bulk density tanah dan meningkatkan porositasnya.
6.       Hutan tanaman pinus sangat berperan sekali sebagai regulator air.

Jenis pohon pinus (Pinus merkusii Jungh et de Vriese) merupakan salah satu jenis pohon yang sudah dikenal oleh masyarakat, baik secara penghasilan kayu maupun penghasilan getah. Secara alamiah pohon pinus di Indonesia tumbuh di daerah Aceh dan Sumatra Utara. Pinus pertama kali ditemukan di dataran tinggi Batak.
Davy (1972) dalam Firdaus (1997) menyebutkan tentang sistematika pinus merkusii sebagai berikut:
Divisio          : Spermathophyta
Subdivisio    : Ghymnospermae
Kelas             : Coniferae
Ordo             : Pinales
Famili           : Pinaceae
Genus           : Pinus
Spesies         : Pinus Merkusii Jungh de Vriese
Pinus memiliki ciri khas yaitu memiliki batang utama silindris, lurus dalam tegakan rapat serta memiliki alur yang dalam, cabang-cabang membentuk putaran yang teratur, tinggi bebas bebas cabang bisa mencapai 10-25 meter, memiliki bentuk daun jarum dengan jumlah dua helai yang dapat bertahan lebih dari 2 tahun dengan tepi daun bergerigi halus, bunga berbentuk stobili jantan dan betina.
Daun merupakan bagian dari tajuk pohon yang mungkin terjadinya proses fotosintesis, respirasi dan transpirasi. Daun pinus berbentuk seperti jarum tersusun dalam berkas-berkas yang masing-masing terdiri atas dua helai.
Tajuk pinus berwarna hijau muda dengan berbentuk limas pada waktu muda dan kemudian melebar setelah dewasa. Tajuk yang besar dan baik memunginkan produksi getah yang tinggi. Untuk memberikan kebebasan bagi perkembangan tajuk, dapat diusahakan dengan jarak tanam yang lebar dengan cara melakukan penjarangan untuk memberikan ruang yang cukup bagi pertumbuhan.
Pinus merkusii dapat tumbuh pada ketinggian antara 200 – 2000 meter di atas permukaan laut dan tidak memerlukan persyaratan tumbuh yang tinggi. Tetapi untuk memperoleh pertumbuhan yang baik diperlukan ketinggian di atas 400 – 1.500 meter diatas permukaan laut.
Untuk menghasilkan pertumbuhan yang baik, pinus membutuhkan antara lain :
1.         Tanah yang cukup kesuburannya, walaupun unsur hara yang dipergunakan pinus relatif rendah dibandingkan jenis pohon dalam lebar.
2.         Tanah yang tidak terlalu asam (pt 4,5 – 5,5 ).
3.         Temperatur udara berkisar antara 180 – 300 C
4.         Bulan basah yang panjang ( 5-6 bulan ) dan diselingi dengan bulan kering yang pendek (3-4 bulan).
Pohon pinus kegunaanya bermacam-macam, baik untuk kebutuhan perumahan maupun sebagai bahan baku industri. Dipandang dari segi hasil kita dapat melihat bahwa kayujenis ini menghasilkan manfaat ganda, selain perbaikan lingkungan, yang pertama kayunya dan kedua getahnya.
Kayu Pinus
Samingan (1980) dalam Yana Rahyana (1996) menerangkan bahwa sifat-sifat kayu pinus adalah kayunya termasuk kayu ringan sedang berat jenis antara 0,46 – 0,70, bagian yang mendukung resin 0,95, kelas kuat II-III dan kelas awet kayu gubal 6-8 cm berwarna putih kekuning – kuningan, kayu ters berwarna lebih tua, coklat atau kemerahan, kekerasan daya kembang susut dan retak sedang, sifat pengerjaan lebih mudah patah tapi agak sulit digergaji. Batang umumnya berbentuk bulat dan lurus kulit berwarna coklat tua, kasar, berakar dalam dan menyerpih dalam kepingan panjang.
Getah Pinus
Pohon pinus memiliki kayu gubal yang didalamnya terdapat sel-sel yang merupakan gudang pati dan persediaan bahan lainnya untuk diubah menjadi persenyawaan baru dalam pembentukan sel-sel kayu dan getah. Kayu gubal merupakan pabrik getah, makin tipis kayu gubal bearti makin kecil hasil getahnya, sehingga getah yang dihasilkan berkurang. Secara garis besar, faktor-faktor yang berpengaruh terhadap produksi getah pinus antara lain:
1.       Faktor dalam (internal) antara lain jenis pohon, diameter dan kesehatan pohon.
2.       Faktor luar (lingkungan) antara lain jarak tanam, cuaca dan kesuburan tanah.
3.       Faktor perlakuan (manusia ) antara lain, bentuk luka sadapan, arah (letak) luka sadapan dan upaya stimulasi.
Aliran getah pinus dipengaruhi oleh tiga kondisi penting yaitu :
1.       Mekanisme pertahan fisiololigis yaitu terjadi peningkatan tekanan turgor yang sangat cepat sehingga jaringan epitel mengembang dan akan menyumbat saluran. Ini terjadi pada bagian yang jauh dari luka, dimana jaringan masih hidup dan diikuti oleh pengeluaran getah yang sangat aktif.
2.       Pengemulsiaan getah didalam ari yang terdapat pada cytoplasma sel, pergerakan serta pengelurannya melalui membran sel epitel ke dalam saluran damar.
3.     Total dehidrasi sel serta pembalseman membran oleh getah. Pada tahap ini aliran getah akan terhenti.